Baca Juga: Saham Bukalapak Hari Ini Naik 210 Poin, Mentok di Posisi Rp1.060
"Menggantikan fungsi manusia jarena alau kita trading kan kita harus melihat layar komputer setiap hari, setiap ada perubahan, setiap jam," jelas Wisnu.
Namun, lanjut Wisnu, robot trading punya kelemahan, karena tidak bisa mengambil keputusan.
Kemampuan analisisnya pun mengacu pada apa yang sudah terjadi.
"Kalau tiba-tiba ada perang teluk, dia tidak bisa membaca," kata Wisnu menganalogikan.
Wisnu mengingatkan, bahwa robot trading itu adalah robot trading yang benar. Ini berbeda dengan robot trading yang sedang ramai terbongkar belakangan ini sebagai investasi bodong.
Baca Juga: Kejagung Sita Saham Senilai 45 Miliar Rupiah Milik Tersangka Korupsi Asabri Benny Tjokrosaputro
Wisnu mengungkapkan, kelompok investasi robot trading ini di antaranya adalah Fahrenheit, Viral Blast, dan DNA Pro.
"Itu kalau Bapak lihat candle stik bar-nya dibuat sendiri oleh mereka," ungkap Wisnu.
Unvestasi robot trading kategori ini, kata Wisnu, tidak benar-benar melaksanakan trading melainkan hanya menjalankan skema ponzi.