Ivermectin, Obat Cacing Gelang untuk Terapi Penyembuhan Covid-19 Sudah dapat Izin Edar dari BPOM

- 22 Juni 2021, 18:14 WIB
Ivermectin, Obat Cacing untuk Terapi Penyembuhan Covid-19 Sudah dapat Izin Edar dari BPOM
Ivermectin, Obat Cacing untuk Terapi Penyembuhan Covid-19 Sudah dapat Izin Edar dari BPOM /Foto : Instagram @erickthohir/

WARTA SAMBAS – Ivermectin, obat infeksi akibat cacing gelang disebut dapat dijadikan terapi penyembuhan Covid-19. Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) pun telah mengeluarkan izin edar obat keras ini.

“Alhamdulillah, PT Indofarma sebagai bagian dari holding BUMN farmasi, telah mendapat izin edar BPOM RI untuk produk generik Ivermectin 12 miligram,” kata Erick Thohir, Menteri Badan Usaha Milik Negara, seperti dikutip WARTA SAMBAS dari PortalJogja.com dalam artikel berjudul “Ivermectin, Obat Terapi Penyembuhan Covid-19, Telah Peroleh Izin Edar dan Akan Diproduksi 4 Juta Tablet Per Bu”, Selasa 22 Juni 2021.

Erick Thohir mengaku hari ini telah datang melihat langsung kesiapan kapasitas produksi prudk generic Ivermectin di PT Indoframa.

Ia optimis, PT Indofarma dapat memproduksi secara massal Ivermectin yang telah digunakan di berbagai negara seperti India dan Amerika untuk terapi penyembuhan Covid-19 tersebut.

Baca Juga: Indonesia-China Makin Mesra, Erick Thohir: Memiliki Semangat Senasib dan Sepenanggungan

PT Indofarma, kata Erick Thohir, siap memproduksi 4 juta tablet Ivermectin per bulan. Sedangkan harga jualnya dinilai akan menjangkau semua kalangan masyarakat.

Kendati demikian, Erick Thohir mengingatkan, bahwa Ivermection tergolong obat keras, sehingga penggunannya memerlukan resep dan pengawasan dokter. “Jadi, jangan sekali-kali mengonsumsi obat ini tanpa resep dokter,” katanya.

Sementara itu, seperti dilansir dari laman Hello Sehat, Ivermectin merupakan obat untuk mengobati infeksi akibat cacing gelang. Obat ini termasuk kelas antihelminitik yang bekerja membunuh larva cacing dan cacing gelang dewasa agar berhenti berkembang biak. Juga sering digunakan untuk mengatasi skabies.

Dokter dapat meresepkannya Ivermectin ini bersamaan dengan obat lain seperti antibiotik tertentu, untuk memaksimalkan pengobatan.

Biasanya dokter akan meresepkan Ivermectin untuk mengatasi:

  1. Strongiloidiasis

  2. Onchocerchiasis

  3. Cutaneous Larva Migrans

  4. Scabies atau kudis

  5. Ascariasis

  6. Filariasis

Suatu penelitian terbaru yang dilaksanakan tim dari Monash University dan University of Melbourne, Australia menyatakan, Ivermectin ini berpotensi membunuh Virus Corona, karena memiliki efek antiviral yang berhasil mengurangi angka perkembangan virus mencapai 99,8 persen dalam waktu 48 jam.

Ivermectin bekerja dengan cara menghambat protein yang membawa Virus Corona ke dalam inti tubuh manusia. Jika virus tidak dapat masuk inti sel, maka tidak akan bereplikasi (memperbanyak diri).

Hal ini dapat mencegah penambahan jumlah virus dalam tubuh, sehingga infeksi pun tidak bertambah parah. Keampuhan ini ditandai dengan menurunnya jumlah virus (viral load) secara signifikan dalam sel yang diujicoba di laboratorium.

Namun, penelitian tersebut baru dilakukan pada sel-sel yang terdapat di laboratorium. Sejauh ini, ujicoba ivermectin terhadap Covid-19 di tubuh manusia belum dilakukan.

Supaya Ivermectin memberikan manfaat yang optimal, sesuaikan dengan aturan minum obat yang diberikan dokter, terdiri atas:

  1. Minum obat ini saat perut kosong, alias sebelum makan.

  2. Selama mengonsumsi obat ini, ada baiknya membatasi atau bahkan menghindari sama sekali minum-minuman beralkohol.

  3. Obat ini juga tersedia dalam bentuk losion atau krim. Sebelum menggunakan obat oles, sebaiknya bersihkan terlebih dahulu area yang akan diobati. Lalu cuci tangan dengan air bersih jika telah selesai menggunakannya.

  4. Hindari mengoleskan obat di area kulit yang mengalami iritasi, terluka, atau terbakar.

  5. Supaya tidak lupa, gunakan obat ini di waktu yang sama setiap hari.

  6. Bila sewaktu-waktu lupa minum obat ini dan jeda konsumsi berikutnya masih jauh, disarankan segera melakukannya begitu ingat. Sementara jika jeda waktunya sudah dekat, abaikan dan jangan coba-coba untuk menggandakan dosis.

  7. Obat ini tidak boleh dipakai bergantian dengan orang lain. Bahkan meski orang tersebut punya gejala yang sama dengan Anda. Sebab, dosis obat bagi setiap orang mungkin berbeda-beda. Pemberian dosis ditentukan berdasarkan kondisi medis dan respon pasien terhadap pengobatan.

  8. Pada anak-anak, dosis ditentukan berdasarkan berat tubuhnya.

  9. Jangan mengurangi atau menambahkan dosis obat tanpa sepengetahuan dokter. Minum obat yang tidak sesuai aturan dapat meningkatkan risiko efek samping.

  10. Beri tahu dokter jika kondisi Anda tidak berubah atau memburuk.

Pada prinsipnya, minum obat ini persis seperti yang dianjurkan dokter. Ikuti semua petunjuk pemakaian obat yang tertera pada label resep dan baca semua panduan pengobatan atau lembar instruksi dengan teliti.

Ivermectin merupakan salah satu obat antiparasit yang sebaiknya disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.

Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlaku obat telah habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi.

Konsultasikan kepada apoteker atau instansi pembuangan sampah setempat mengenai bagaimana cara aman membuang obat Anda.

Adapun dosis yang biasa digunakan orang dewasa untuk onchocerciasis 0,15 mg/kg diminum sekali sehari secara teratur selama 12 bulan. Untuk strongyloidiasis 0,2 mg/kg diminum sehari sekali selama 1-2 hari.

Sementara dosis yang biasa digunakan orang dewasa untuk ascariasis 0,2 mg/kg diminum sehari sekali. Untuk cutaneous Larva Migrans 0,2 mg/kg diminum sehari sekali. Untuk filariasis 0,2 mg/kg diminum sehari sekali.

Sedangkan dosis yang biasa digunakan orang dewasa untuk scabies 0,2 mg/kg diminum sehari sekali dan diulang dalam 2 minggu.

Orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah karena penyakit tertentu, seperti HIV/AIDS, umumnya membutuhkan dosis yang lebih tinggi. Pada prinsipnya, setiap orang mungkin mendapatkan dosis yang berbeda.

Hal ini karena dokter biasanya akan memberikan dosis obat berdasarkan usia, kondisi kesehatan secara menyeluruh, dan respon pasien terhadap pengobatan.

Dosis Ivermectin untuk anak usia di atas 5 tahun 0,4 mg/kg diminum hanya sekali setahun, dalam jangka usia 4 sampai 6 tahun.

Dosis obat untuk setiap anak mungkin dapat berbeda. Pemberian dosis akan disesuaikan dengan usia anak, kondisi kesehatannya secara menyeluruh, hingga respon mereka terhadap pengobatan yang diberikan dokter.

Berikut efek samping Ivermectin:

  1. Mual

  2. Muntah

  3. Diare

  4. Sembelit

  5. Sakit kepala ringan

  6. Pusing

  7. Muncul ruam kemerahan di kulit

  8. Biduran

  9. Sakit perut

  10. Badan terasa lemas, lesu, dan tidak bertenaga

  11. Pembengkakan tangan, pergelangan kaki, atau kaki

  12. Reaksi alergi yang cukup parah, biasanya ditandai dengan demam, sakit tenggorokan, bengkak pada wajah atau lidah, mata terasa terbakar, sakit kulit, diikuti kemerahan atau keunguan ruam kulit yang menyebar (khususnya di wajah dan tubuh bagian atas) dan menyebabkan melepuh serta terkelupas

Efek samping tersebut memang tergolong ringan dan akan hilang dengan sendirinya, seiring berjalannya waktu. Namun, jika tidak kunjung hilang, segera hubungi dokter.

Beberapa efek samping serius Ivermectin yang sebaiknya segera diperiksakan ke dokter, yakni :

  1. Pandangan buram atau mengalami masalah serius dengan penglihatan Anda.

  2. Jantung berdebar kencang

  3. Masalah kandung kemih atau usus

  4. Mata memerah, bengkak, atau nyeri

  5. Reaksi alergi yang cukup parah, biasanya ditandai dengan demam, sakit tenggorokan, bengkak pada wajah atau lidah, mata terasa terbakar, sakit kulit, diikuti kemerahan atau keunguan ruam kulit yang menyebar (khususnya di wajah dan tubuh bagian atas) dan menyebabkan melepuh serta terkelupas

  6. Kejang

  7. Kehilangan kesadaran atau pingsan

Ivermectin termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C menurut US Food and Drugs Administration (FDA) Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Amerika Serikat.

Berikut jenis obat yang mungkin dapat berinteraksi negatif dengan Ivermectin:

  1. Acetaminophen
  2. Albendazole
  3. Albuterol
  4. Alprazolam
  5. Aspirin
  6. Butalbital
  7. Cetirizine
  8. Clonazepam
  9. Dextroamphetamine
  10. Diphenhydramine
  11. Duloxetine
  12. Fluoxetine
  13. Levothyroxine
  14. Lorazepam
  15. Lactobacillus dan estriol
  16. Inhibitor P-glikoprotein
  17. P-glycoprotein inducer
  18. Phenobarbital
  19. Praziquantel
  20. Prednisone
  21. Pyrantel
  22. Sodium oxybate
  23. Valproic acid
  24. Vitamin B
  25. Vitamin B12
  26. Vitamin C
  27. Vitamin D
  28. Vitamin K
  29. Warfarin

Adapun gejala overdosis Ivermectin yang paling umum sebagai berikut:

  1. Ruam
  2. Kulit terasa sangat gatal
  3. Sakit kepala parah
  4. Kebas dan sensasi kesemutan di tangan atau kaki
  5. Badan lemas tidak karuan
  6. Susah fokus
  7. Sakit perut
  8. Sesak napas
  9. Detak jantung berdebar cepat, tidak teratur.
  10. Melihat hal-hal atau mendengar suara-suara yang tidak ada (berhalusinasi)
  11. Linglung dan bingung
  12. Tidak responsif
  13. Gugup
  14. Gemetar tak terkendali pada bagian tubuh tertentu
  15. Pembengkakan dari wajah, lengan, tangan, kaki, pergelangan kaki, atau kaki bagian bawah.***(Siti Baruni/PortalJogja.com)

Editor: Mordiadi

Sumber: Hello Sehat Portal Jogja


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x