Penyakit Mulut dan Kuku Serang Jawa Timur, Khofifah Berlakukan Tanggap Darurat

- 8 Mei 2022, 21:34 WIB
Penyakit Mulut dan Kuku menyerang Provinsi Jawa Timur. Ribuan ekor sapi potong terjangkit penyakit yang dikenal dengan Foot and Mouth Disease ini.
Penyakit Mulut dan Kuku menyerang Provinsi Jawa Timur. Ribuan ekor sapi potong terjangkit penyakit yang dikenal dengan Foot and Mouth Disease ini. /bogorkab.go.id

WARTA SAMBAS - Penyakit Mulut dan Kuku menyerang Provinsi Jawa Timur. Ribuan ekor sapi potong terjangkit penyakit yang dikenal dengan Foot and Mouth Disease ini.

Hingga kini tercatat 4 daerah di Provinsi Jawa Timur yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku, yakni Mojokerto, Gresik, Sidoarjo dan Lamongan.

Berdasarkan data Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, saat ini 1.247 ekor sapi potong diketahui terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku.

Dilansir ZonaSurabayaRaya.com dalam artikel berjudul "Ribuan Ekor Sapi di 4 Daerah Jatim, Terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku", kasus Penyakit Mulut dan Kuku kali pertama ditemukan di Kabupaten Gresik pada 28 April 2022.

Di Gresik ditemukan 402 ekor sapi potong yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku. Tersebar di 5 kecamatan dan 22 desa.

Kasus kedua pada 1 Mei 2022 di Kabupaten Lamongan. Tercatat 102 ekor sapi potong terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku. Tersebar di 3 kecamatan dan 6 desa.

Pada hari yang sama, di Sidoarjo ditemukan 595 ekor sapi potong, sapi perah dan kerbau yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku.

Kasus Penyakit Mulut dan Kuku di Sidoarjo tersebar di 11 kecamatan dan 14 desa.

Baca Juga: Cara Mencegah Penyakit Hepatitis Akut: dari Vaksin sampai Jangan Berbagi Gunting Kuku

Kemudian pada 3 Mei 2022 ditemukan 148 ekor sapi potong di Mojokerto terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku. Tersebar di 9 kecamatan dan 19 desa.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Jawa Timur Tanggap Darurat Penyakit Mulut dan Kuku.

Olehkarenanya, Khofifah mengimbau Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Timur membangun koordinasi secara intensif dengan linstas sektoral.

Saat tanggap darurat, kata Khofifah, para bupati hendaknya segera berkoordinasi dengan Pusat Veterina di masing-masing kabupaten.

Baca Juga: Penyakit Fisura Ani adalah Luka atau Robekan di Anus, Kenali Gejala dan Cara Mengobatinya...

Selanjutnya Pusat Veteriner di Provinsi hendaknya segera menerbitkan surat laporan dengan dokumen lampiran dari Pusvetma Provinsi dan dari Kabupaten.

Khofifah mengatakan, tanggap darurat membutuhkan Standar Operation Procedure (SOP) yang bisa dijadikan panduan, supaya situasi pasar tidak panik.

Ia juga mengimbau kabupaten dan kota lain untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengantisipasi penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku.

"Jadi memang harus menghitung supplyside daging dan turunannya," jelas Khofifah.

Baca Juga: Penyakit Lumpy Skin Disease Masuk Indonesia, Menular Melalui Gigitan Lalat dan Nyamuk

Adapun langkah-langkah tangkap darurat Penyakit Mulut dan Kuku ini, kata Khofifah, sedapat mungkin melakukan yang bisa memberikan solusi.

Para bupati, lanjut dia, bisa memberikan langkah-langkah proteksi, baik dari kandang-kandang tertentu maupun kemungkinan pencegahan transmisinya.

Selain itu, lalu lintas dari hewan dari satu titik ke titik yang lain. Kemudian apa saja yang masih boleh dikonsumsi dari kemungkinan hewan yang terkonfirmasi.

Dilansir bogorkab.go.id Penyakit Mulut dan Kuku adalah penyakit hewan menular bersifat akut.

Baca Juga: 21 Penyakit yang Tidak Ditanggung BPJS 2022, Berdasarkan Perpres 82 Tahun 2018 dan Inpres 1 Tahun 2022

Penyakit ini dapat menyebar dengan sangat cepat mengikuti arus transportasi daging dan ternak terinfeksi.

Menimbulkan kerugian ekonomi yg sangat besar (penurunan berat badan permanen).

Pengendaliannya sulit dan kompleks karena membutuhkan biaya vaksinasi yang sangat besar serta pengawasan lalu lintas hewan yang ketat.

Adapun penyebab Penyakit Mulut dan Kuku ini adalah Virus tipe A dari family Picornaviridae, genus Apthovirus.

Masa inkubasinya 2-14 hari (masa sejak hewan tertular penyakit sampai timbul gejala penyakit).

Hewan yang rentan terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku ini terdiri atas sapi, kerbau, unta, gajah, rusa, kambing, domba dan babi.

Baca Juga: Dose Hudaya Meninggal di RS Boromeus Bandung, karena Penyakit Ini...

Berikut cara penularan Penyakit Mulut dan Kuku:

1. Kontak langsung maupun tidak dengan hewan penderita (droplet, leleran hidung, serpihan kulit).

2. Vektor hidup (terbawa manusia, dll)

3. Bukan vektor hidup (terbawa mobil angkutan, peralatan, alas kandang dll.)

4. Tersebar melalui angin, daerah beriklim khusus (mencapai 60 km di darat dan 300 km di laut).

Baca Juga: Ashanty Positif Omicron dan Punya Penyakit Bawaan, Ini Kondisi Terkini Istri Anang Hermansyah...

Adapun gejala Penyakit Mulut dan Kuku pada sapi, di antaranya:

1. Pyrexia (demam) mencapai 41 derajat celcius

2. Anorexia (tidak nafsu makan)

3. Menggigil

4. Penurunan produksi susu yang drastis untuk 2-3 hari

5. Menggosokkan bibir

6. Menggeretakkan gigi

7. Leleran mulut

8. Suka menendangkan kaki disebabkan vesikula (lepuh) pada membrane mukosa hidung dan bukal serta antara kuku.

9. Setelah 24 jam, vesikula tersebut rupture/pecah setelah terjadi erosi.

10 Vesikula bisa juga terjadi pada kelenjar susu.

Baca Juga: Haji Lulung Meninggal di RS Harapan Kita, karena Penyakit Jantung

Adapun komplikasi Penyakit Mulut dan Kuku pada sapi terdiri atas:

1. Erosi di lidah

2. Superinfeksi dari lesi

3. Mastitis dan penurunan produksi susu permanen

4. Myocarditis

5. Abotus kematian pada hewan muda

6. Kehilangan berat badan permanen, dan

7. Kehilangan kontrol panas.

Baca Juga: Sopir Tewas Jadi Tersangka Tabrakan Bus Transjakarta di Cawang, Punya Riwayat Penyakit Ayan

Sedangkan cara pengobatan dan pengandalian Penyakit Mulut dan Kuku terdiri atas: 

1. Pemotongan dan pembuangan jaringan tubuh hewan yang terinfeksi.

2. Kaki yang terinfeksi di terapi dengan chloramphenicol atau bisa juga diberikan larutan cuprisulfat.

3. Injeksi intravena preparat sulfadimidine.

4. Pisah hewan yang terserang Penyakit Mulu dan Kuku dengan hewan yang sehat

5. Hewan tidak terinfeksi harus ditempatkan pada lokasi yang kering dan dibiarkan bebas jalan-jalan serta diberi pakan cukup untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya.

6. Pada kaki hewan ternak yang sehat diolesi larutan Cuprisulfat 5 persen setiap hari selama satu minggu.

Kemudian setelah itu terapi dilakukan seminggu sekali sebagai cara yang efektif untuk pencegahan Penyakit Mulu dan Kuku pada ternak sapi.***

Editor: Mordiadi

Sumber: bogorkab.go.id Zona Surabaya Raya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah