Harga Cabai Meroket, Komisi II DPRD Kalbar Tawarkan Solusi Program 10 Bibit Cabai per KK

23 Desember 2021, 14:33 WIB
Ketua Komisi II DPRD Kalbar Affandie AR menyarankan Pemprov membuat program bantuan 10 bibit cabai per KK untuk menghadapi harga cabai yang meroket. /Mordiadi/Warta Sambas Raya

WARTA SAMBAS - Akhir-akhir ini, masyarakat dikagetkan dengan harga cabai yang meroket karena terganggunya produksi dan distribusi akibat hujan deras.

Konsumen yang terlanjur bergantung pada daerah sentra produksi cabai di Indonesia, tentunya menjerit mengetahui harga cabai terkini.

Apalagi harga cabai meroket ini bertepatan dengan akan tibanya Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang mendorong tingginya permintaan.

Pemerintah semestinya sudah dapat mengantisipasi masalah harga cabai ini, dengan harapan masyarakat tetap dapat mengonsumsinya.

Baca Juga: Harga Cabai Meroket Jelang Nataru, Ini Penyebabnya...

"Harus ada solusi juga dari pemerintah, karena untuk intervensi agak susah," kata Affandie AR, Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Barat (Kalbar), ditemui di ruang kerjanya, Kamis 23 Desember 2021.

Naiknya harga cabai karena masalah cuaca ini tentunya sulit untuk diintervensi misalnya dengan Operasi Pasar (OP) seperti pada komoditas lain.

Namun bukan berarti tidak ada solusi agar masyarakat tetap dapat mengonsumsi cabai walaupun harganya sedang naik seperti sekarang.

"Memang harga cabai ini susah diprediksi. Kadang murah, terkadang sangat tinggi seperti sekarang," ungkap Affandie.

Baca Juga: Rempah-Rempah Redakan Sakit Kepala: Kayu Manis dan Cabai Rawit

Dengan kondisi tersebut, kebutuhan masyarakat terhadap cabai tetap tinggi walaupun komoditas ini bukan termasuk kebutuhan pokok.

Affandie pun menyarankan instansi terkait di Provinsi Kalbar menyiapkan bantuan dalam bentuk bibit cabai kepada masyarakat.

"Kalau bisa bibit cabai itu dibagi-bagikan ke masyarakat perkotaan atau perdesaan, 10 bibit per Kepala Keluarga (KK)," saran Affandie.

Kemudian masyarakat yang mendapat bantuan bibit cabai tersebut diharuskan menanam di pekarangan rumah masing-masing.

Baca Juga: Di Papua, Harga Cabai Rawit Tembus Rp100.000/ kg

Kendati jumlah cabai yang dihasilkan tidak terlalu banyak, tentunya akan dapat memenuhi kebutuhan masing-masing rumah.

"Sehingga masyarakat tetap dapat mengonsumsi cabai, tanpa harus membeli dengan harga mahal," jelas Affandie.

Selain itu, diperlukan pula solusi untuk memenuhi kebutuhan cabai dalam jumlah besar, misalnya untuk tempat-tempat usaha masyarakat dan lainnya.

Terkait hal ini, Affandie menyarankan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar konsisten dengan program terkait pengadaan cabai seperti tahun-tahun lalu.

"Apabila harga cabai tinggi, Pemprov mendatangkan dari daerah luar, seperti kemarin mendatangkan sampai 01 tpn cabai," ungkap Affandie.

Ia berharap program seperti itu konsisten dilkasanakan, tidak terputus. Sehingga dapat membantu masyarakat untuk menekan harga cabai di Kalbar.***

Editor: Mordiadi

Tags

Terkini

Terpopuler