Awalnya, kata Jailani, para petani memaklumi PT PSP masih membayar dengan harga rendah pada tahun keempat dan kelima. Sebab sawit belum berbuah.
Tetapi, ungkap Jailani, saat ini sudah memasuki tahun ke-12 dan harga sawit juga mulai naik.
"Harusnya di atas Rp500 Ribu per hektare. Kenyataannya, kenaikan harga sawit tidak berdampak positif kepada kami," sesal Jailani.
Aduan para petani sawit asal Peniti tersebut disambut langsung Anggota DPRD Provinsi Kalbar Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Mempawah, Ermin Elviani.
Ketua Partai Demokrat Kalbar yang karib disapa Evi ini memastikan, akan memfasilitasi para petani yang menjadi keadilan tersebut.
Baca Juga: Aksi Demo Mahasiswa Terus Bergulir di Kalbar, Kali Ini IMM dan Cipayung Plus
"Persoalan ini akan kami sampaikan saat rapat kerja dengan dinas terkait. Kemudian rapat bersama perusahaan dimaksud," tegas Evi.
Bahkan Evi sudah meminta para petani sawit plasma itu menunjukkan perjanjiannya dengan PT PSP.