Kerusuhan Anti China, PM Solomon sebut Kental Campur Tangan Pihak Asing

- 27 November 2021, 00:39 WIB
Hari ini kerusuhan anti China di Kepulauan Solomon yang berlangsung sejak dua hari terakhir mulai mereda.
Hari ini kerusuhan anti China di Kepulauan Solomon yang berlangsung sejak dua hari terakhir mulai mereda. /Georgina Kekea via Reuters

Keputusan tersebut sebagai bentuk kekecewaannya karena AS menjanjikan bantuan langsung ke Malaita, tidak melalui Pemerintah Pusat.

Baca Juga: Presiden Joko Widodo Bertemu Jeff Bezos dan Bill Gates, Retno: Sangat-sangat Padat

Menurut Direktur Program Kepulauan Pasifik Lembaga Think Tank Lowy yang berbasis di Sydney, Jonathan Pryke, ini isu terbaru persaingan antara Malaita dengan Guadalcanal Ibu Kota Honiara.

"Sebagian besar pemicu ketegangan telah terjadi di negara ini selama beberapa dekade dan generasi," ungkap Pryke.

Banyak di antaranya lahir dari kemiskinan, terbatasnya peluang pembangunan ekonomi dan persaingan antaretnis dan antarpulau, antara dua pulau terpadat di Solomon.

“Jadi semua orang menunjuk jari, tetapi beberapa jari juga perlu menunjuk pada para pemimpin politik Kepulauan Solomon,” ujar Pryke.

Baca Juga: Kim Jong-un Minta Rakyatnya Hemat Makanan sampai 2025, Proyeksi FAO: Korea Utara Minus 2 Bulan Konsumsi

Kepulauan Solomon yang terletak sekitar 1.500 kilometer (1.000 mil) timur laut Australia, memiliki populasi sekitar 700.000 jiwa.

Secara internasional mereka mungkin masih terkenal karena pertempuran berdarah selama Perang Dunia II antara Amerika Serikat dengan Jepang.

Sebelumnya, kerusuhan dan penjarahan meletus pada Rabu 24 November 2021 yang bermula dari aksi damai di Honiara, terutama oleh orang-orang dari Malaita.

Halaman:

Editor: Mordiadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah