Kerusuhan Anti China, PM Solomon sebut Kental Campur Tangan Pihak Asing

- 27 November 2021, 00:39 WIB
Hari ini kerusuhan anti China di Kepulauan Solomon yang berlangsung sejak dua hari terakhir mulai mereda.
Hari ini kerusuhan anti China di Kepulauan Solomon yang berlangsung sejak dua hari terakhir mulai mereda. /Georgina Kekea via Reuters

Polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah para demonstran, yang membakar Parlemen Nasional, kantor polisi dan banyak bangunan lainnya.

Baca Juga: Serangan Panah di Norwegia oleh Warga Denmark, 5 Orang Tewas dan 2 Luka-luka

Para pengunjuk rasa menentang penguncian yang diumumkan Sogavare pada hari itu sehingga memutuskan turun ke jalan lagi pada keesokan harinya.

Menurut para kritikus, kerusuhan anti China tersebut didasari keluhan kurannya layanan dan akuntabilitas pemerintah, korupsi dan bisnis China yang mengabaikan penduduk lokal.

Sejak peralihan kesetiaan pada 2019 dari Taiwan ke China, ada ekspektasi investasi infrastruktur besar-besaran dari Beijing.

Investasi tersebut dikabarkan sekitar 500 Juta Dolar AS, tetapi tidak ada satu pun yang terwujud karena pandemi Covid-19.

Malaita mengancam akan mengadakan referendum kemerdekaan atas masalah ini, tetapi itu dibatalkan oleh pemerintah Sogavare.

Baca Juga: Vaksin Sinovac asal China Bisa untuk Anak-anak Usia 3 TahunBaca Juga: Vaksin Sinovac asal China Bisa untuk Anak-anak Usia 3 Tahun

Pryke menilai, kerusuhan anti China ini benar-benar bermuara pada frustasi atas kurangnya kesempatan bagi sebagian besar penduduk muda.

Selain itu, kekayaan negara sebagian besar terkonsentrasi di ibu kota, bukan tersebar di pulau lainnya.

Halaman:

Editor: Mordiadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah