Indonesia Belum Gunakan Vaksin Sputnik V Rusia, Pemerintah Masih Tunggu Perkembangannya

- 29 Agustus 2021, 08:22 WIB
Juru bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi memaparkan strategi jangka panjang yang disiapkan pemerintah dalam menghadapi pandemi lewat konferensi pers virtual pada Rabu 18 agustus 2021.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi memaparkan strategi jangka panjang yang disiapkan pemerintah dalam menghadapi pandemi lewat konferensi pers virtual pada Rabu 18 agustus 2021. /Tangkapan layar YouTube/ FMB9ID_ IKP

WARTA SAMBAS - Vaksin Sputnik V asal Rusia sudah mendapat Izin Penggunaan Darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI).

Namun hingga kini Pemerintah Indonesia belum berencana menggunakan Vaksin Sputnik V Rusia untuk program Vaksinasi Covid-19.

Pemerintah Indonesia masih melihat perkembangan dari penggunaan Vaksin Sputnik V Rusia tersebut.

"Kita akan tunggu lebih lanjut mengenai perkembangan penggunaan Vaksin Sputnik V," kata Siti Nadia Tarmidzi, Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), dikutip WARTA SAMBAS dari PMJ News, Minggu 29 Agustus 2021.

Baca Juga: BPOM Ungkap 9 Efek Samping Vaksin Sputnik V Rusia, Termasuk Nyeri Otot dan Sendi

Nadia mengungkapkan, Pemerintah hanya menyetujui penggunaan 6 jenis vaksin untuk program Vaksinasi Covid-19 di Indonesia, yakni: 

1. Vaksin Sinovac

2. Vaksin AstraZeneca

3. Vaksin Moderna

4. Vaksin Pfizer

5. Vaksin Sinopharm

6. Vaksin Novavax.

Nadia menjelaskan, 6 jenis Vaksin yang diberikan masyarakat Indonesia ini telah masuk Emergency Use Listing (EUL) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pemerintah saat ini telah merilis 130 juta dosis Vaksin dari yang diterima secara keseluruhan 168 juta dosis.

Nadia 38 juta dosis lainnya masih membutuhkan waktu sekitar 3 sampai 4 pekan untuk bisa menjadi Vaksin.

"Untuk 38 juta dosis itu akan kita gunakan di bulan September. Untuk jumlahnya yang sudah didistribusikan ada sekitar 116 juta dosis," pungkas Nadia.

Diberitakan sebelumnya, BPOM baru saja mengeluarkan EUA untuk Vaksin Sputnik V asal Rusia.

Bersamaan dengan itu, BPOM juga membeberkan tentang efek samping dari penyuntikan Vaksin Sputnik V Rusia tersebut.

Menurut BPOM, tidak ada efek samping berat yang ditimbulkan pascapenyuntikan Vaksin Sputnik V asal Rusia ini.

"Efek samping paling umum yang dirasakan adalah gejala menyerupai flu," kata Penny Kusumastuti Lukito, Kepala BPOM.

Seperti diketahui, Vaksin Sputnik V merupakan vaksin yang dikembangkan The Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology di Rusia.

Pengembangan Vaksin Sputnik V Rusia menggunakan platform Non-Replicating Viral Vector (Ad26-S dan Ad5-S).

Vaksin Sputnik V Rusia ini didaftarkan PT Pratapa Nirmala. Sebagai pemegang EUA, perusahaan ini bertanggungjawab atas keamanan penggunaannya di Indonesia.

Penny mengungkapkan, penerbitan EUA atas Vaksin Sputnik V Rusia ini dilakukan melalui penilaian bersama Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI).

Penilaian mutu Vaksin Sputnik V Rusia ini mengacu pada pedoman evaluasi mutu aksin yang berlaku secara internasional.

Berdasarkan uji klinik fase 3, jelas Penny, Vaksin Sputnik V Rusia ini memberikan efikasi 91,6 persen dengan confidence interval 85,6-95,2 persen. 

Penny mengatakan, Vaksin Sputnik V Rusia ini hanya untuk warga yang berusia 18 tahun ke atas.

Vaksin Sputnik V Rusia diberikan secara injeksi intramuskular dengan dosis 0,5 mL untuk 2 kali penyuntikan dalam rentang waktu 3 pekan.

Pascapenyuntikan Vaksin Sputnik V Rusia, penerimanya merasakan efek samping yang menyerupai flu.

Berikut 9 efek samping dari penyuntikan Vaksin Sputnik V Rusia tersebut:

1. Demam

2. Menggigil

3. Nyeri sendi atau arthralgia

4. Nyeri otot atau myalgia

5. Badan lemas atau asthenia

6. Ketidaknyamanan

7. Sakit kepala

8. Hipertermia

9. Reaksi lokal pada lokasi injeksi.

Dengan telah diterbitkannya EUA Vaksin Sputnik V Rusia ini, Penny berharap, dapat membantu pemerintah untuk mencapai kekebalan komunal (herb immunity).

Sebelum Vaksin Sputnik V Rusia, EUA telah diberikan kepada Vaksin Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, Moderna dan Novavax.***

Editor: Mordiadi

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah