"Efek samping paling umum yang dirasakan adalah gejala menyerupai flu," kata Penny Kusumastuti Lukito, Kepala BPOM.
Seperti diketahui, Vaksin Sputnik V merupakan vaksin yang dikembangkan The Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology di Rusia.
Pengembangan Vaksin Sputnik V Rusia menggunakan platform Non-Replicating Viral Vector (Ad26-S dan Ad5-S).
Vaksin Sputnik V Rusia ini didaftarkan PT Pratapa Nirmala. Sebagai pemegang EUA, perusahaan ini bertanggungjawab atas keamanan penggunaannya di Indonesia.
Penny mengungkapkan, penerbitan EUA atas Vaksin Sputnik V Rusia ini dilakukan melalui penilaian bersama Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI).
Penilaian mutu Vaksin Sputnik V Rusia ini mengacu pada pedoman evaluasi mutu aksin yang berlaku secara internasional.
Berdasarkan uji klinik fase 3, jelas Penny, Vaksin Sputnik V Rusia ini memberikan efikasi 91,6 persen dengan confidence interval 85,6-95,2 persen.
Penny mengatakan, Vaksin Sputnik V Rusia ini hanya untuk warga yang berusia 18 tahun ke atas.
Vaksin Sputnik V Rusia diberikan secara injeksi intramuskular dengan dosis 0,5 mL untuk 2 kali penyuntikan dalam rentang waktu 3 pekan.
Pascapenyuntikan Vaksin Sputnik V Rusia, penerimanya merasakan efek samping yang menyerupai flu.