Matahari Buatan China Menyala 17 Menit, Lompatan Besar untuk Energi Bersih Dunia di Masa Depan

3 Januari 2022, 17:09 WIB
Experimental Advaced Superconducting Tokamak (EAST) atau lebih dikenal sebagai Matahari Buatan China berhasil menyala selama 17 menit. /Dok. Civilsdaily

WARTA SAMBAS - Experimental Advaced Superconducting Tokamak (EAST) atau lebih dikenal sebagai Matahari Buatan China berhasil menyala selama 17 menit.

Catatan waktu menyala Matahari Buatan China ini jauh lebih lama dibandingkan sebelumnya yang hanya 101 detik pada Mei 2021.

Hal ini tentu menjadi capaian fenomenal lebih dari 10 ribu ilmuwan dan peneliti selama 10 tahun terakhir mengerjakan Matahari Buatan China.

Torehan waktu menyala Matahari Buatan China ini diumumkan pekan lalu dan akan diteliti ulang oleh Institut Fisika Plasma di bawah pengawasan Akademi Ilmu Pengetahuan China (ASIPP).

Dilansir Pikiran-Rakyat.com dalam artike berjudul "Hanya Nyala Belasan Menit, Matahari Buatan 'China' Pecahkan Rekor Baru", proyek Matahari Buatan China ini memiliki tujuan yang baik.

Proyek dinamai Matahari Buatan China sebenarnya merupakan Reaktor HL-2M Tokamak, suatu perangkat eksperimental fusi nuklir tersebut dan tercanggih di China.

Reaktor ini dapat menghasilkan suhu lebih dari 150 juta derajat Celcius. Tujuannya, untuk menciptakan fusi nuklir terbaru.

Energi yang dihasilkan dari fusi nuklir ini diyakini akan memberikan sumber energi baru yang stabil dan bersih.

Para ilwuwan yang terlibat dalam proyek tersebut menganggap kalau ini akan menjadi lompatan besar bagi munculnya energi bersih di dunia untuk masa depan.

Dilansir MediaPakuan.com dalam artikel berjudul "China Kembangkan Tokamak Superkonduktor 'Matahari Buatan'" Matahari Buatan China tersebut dimulai di Institut Ilmu Fisika Hefei.

Menurut Wakil Direktur Institut Ilmu Fisika Hefei, Song Yuntao, Matahari Buatan China tersebut merupakan mesin 400 ton berbentuk donat itu untuk meningkatkan sistem pemanas tambahan, lebih panas dan lebih tahan lama.

Terobosan ini menjadi momen penting dalam penggunaan fusi nuklir mirip matahari untuk menghasilkan aliran energi bersih yang stabil di Bumi.

Menurut perkiraan, melalui reaksi fusi nuklir, deuterium dalam satu liter air laut dapat menghasilkan energi yang setara dengan 300 liter bensin.

Matahari Buatan China ini dirancang untuk meniru proses fusi nuklir yang dilakukan oleh matahari.

Baca Juga: Hari Tanpa Bayangan Matahari Tak Cuma Milik Kota Pontianak, Fenomena Serupa Bisa Disaksikan di Jakarta

Sejak pertama kali beroperasi pada 2006, EAST telah menjadi platform uji terbuka bagi para ilmuwan China dan internasional untuk melakukan eksperimen terkait fusi.

Proyek ini telah membuat beberapa rekor selama kurungan plasma yang sangat panas. Pada Juni lalu suhu puncaknya 160 juta derajat Celcius, sepuluh kali lebih panas dari matahari.

EAST adalah salah satu dari tiga tokamak domestik utama yang saat ini dioperasikan di seluruh China.

Ini adalah bagian dari fasilitas Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional, yang akan menjadi reaktor fusi nuklir terbesar di dunia ketika mulai beroperasi pada tahun 2035. ***

Editor: Mordiadi

Sumber: Pikiran Rakyat Media Pakuan

Tags

Terkini

Terpopuler