Matahari Buatan China Menyala 17 Menit, Lompatan Besar untuk Energi Bersih Dunia di Masa Depan

- 3 Januari 2022, 17:09 WIB
Experimental Advaced Superconducting Tokamak (EAST) atau lebih dikenal sebagai Matahari Buatan China berhasil menyala selama 17 menit.
Experimental Advaced Superconducting Tokamak (EAST) atau lebih dikenal sebagai Matahari Buatan China berhasil menyala selama 17 menit. /Dok. Civilsdaily

Dilansir MediaPakuan.com dalam artikel berjudul "China Kembangkan Tokamak Superkonduktor 'Matahari Buatan'" Matahari Buatan China tersebut dimulai di Institut Ilmu Fisika Hefei.

Menurut Wakil Direktur Institut Ilmu Fisika Hefei, Song Yuntao, Matahari Buatan China tersebut merupakan mesin 400 ton berbentuk donat itu untuk meningkatkan sistem pemanas tambahan, lebih panas dan lebih tahan lama.

Terobosan ini menjadi momen penting dalam penggunaan fusi nuklir mirip matahari untuk menghasilkan aliran energi bersih yang stabil di Bumi.

Menurut perkiraan, melalui reaksi fusi nuklir, deuterium dalam satu liter air laut dapat menghasilkan energi yang setara dengan 300 liter bensin.

Matahari Buatan China ini dirancang untuk meniru proses fusi nuklir yang dilakukan oleh matahari.

Baca Juga: Hari Tanpa Bayangan Matahari Tak Cuma Milik Kota Pontianak, Fenomena Serupa Bisa Disaksikan di Jakarta

Sejak pertama kali beroperasi pada 2006, EAST telah menjadi platform uji terbuka bagi para ilmuwan China dan internasional untuk melakukan eksperimen terkait fusi.

Proyek ini telah membuat beberapa rekor selama kurungan plasma yang sangat panas. Pada Juni lalu suhu puncaknya 160 juta derajat Celcius, sepuluh kali lebih panas dari matahari.

EAST adalah salah satu dari tiga tokamak domestik utama yang saat ini dioperasikan di seluruh China.

Ini adalah bagian dari fasilitas Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional, yang akan menjadi reaktor fusi nuklir terbesar di dunia ketika mulai beroperasi pada tahun 2035. ***

Halaman:

Editor: Mordiadi

Sumber: Pikiran Rakyat Media Pakuan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah